Selasa, 04 Desember 2018

IDENTIFIKASI KESEGARAN IKAN


RINGKASAN
 RANCANG BANGUN IDENTIFIKASI KESEGARAN IKAN UNTUK STANDAR UJI PENGEMASAN BERBASIS MIKROKONTROLER
SARAN JUDUL:
 RANCANG BANGUN IDENTIFIKASI KESEGARAN IKAN UNTUK STANDAR UJI PENGEMASAN MENGGUNAKAN SMARTPHONE
Devi Khanthi Dwi Bhakti./NIM: 1631130074/devi.dwibhakti@gmail.com
Dinda Nor Sella Rahma./NIM: 1631130010/dindasella1997@gmail.com

Indonesia memiliki laut yang sangat luas dengan kekayaan ikan tuna yang melimpah. Ikan tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan yang potensial di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan mutu ikan tuna perlu dilakukan secara intensif agar dapat bersaing di pasar internasional. Sejalan dengan hal itu maka perlu dilakukan pengawasan mutu yang ketat pada pada produk tersebut. Pengawasan mutu ikan biasanya dapat dilakukan melalui pengujian baik secara organoleptik, mikrobiologi maupun kimiawi, tetapi cara ini kurang efektif karena membutuhkan waktu yang lama. Sementara itu, dalam perkembangannya digunakan metode lain dalam pengujian kesegaran ikan yaitu menggunakan sensor. Oleh karena itu maka dibuatlah suatu sistem untuk memonitoring tingkat kesegaran ikan tuna untuk standar pengemasan pada industri pengalengan ikan.
Salah satu cara untuk menentukan kadar kesegaran ikan dapat diakses secara realtime berbasis web yang kemudian diimplementasikan pada sebuah Mikrokontroler Arduino dengan aplikasi dari sensor suhu, nose sensor atau electronic nose, dan sensor pH (Tingkat Keasaman). Sensor suhu (PT100) sebagai standart dari proses penyimpanan ikan yang digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri. Untuk standar suhu pada tempat penyimpanan berkisar antara 0-5°C (Berdasarkan Kementrian Kelautan dan Perikanan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu, Dan Keamanan Hasil Perikanan). Tempat penyimpanan tersebut terdapat lampu UV untuk menekan adanya jamur dan bakteri yang mempengaruhi kesegaran ikan yang nantinya secara otomotis menyala  ketika suhu mendekati 5°C yang dikontrol menggunakan arduino. Untuk mendeteksi bau atau gas pada ikan digunakan sensor Electronic nose yang terdiri dari Sensor MQ-136, MQ-3, dan MQ-9. Sensor tersebut digunakan untuk mendeteksi gas penyebab bau busuk pada ikan antara lain gas H2S dan Amina (NR3). Kemudian sensor pH diaktifkan setelah sensor Electronic nose menentukan kualitas dari kesegaran ikan. Untuk standar pH pada ikan tuna segar berkisar 5,5-6,5.
Hasil yang diharapkan dari alat ini yaitu dapat menghasilkan keluaran berupa laporan data sensor  (Tingkat Keasaman (pH), Suhu dan Kandungan Bau/Gas) yang mencakup grafik dan presentase dalam 3 periode waktu. Kemudian hasil dari keluaran tersebut dikirimkan berupa data logger melalui web sebagai kelanjutan proses layak atau tidaknya ikan yang akan dikalengkan.

Kata kunci : kesegaran ikan tuna, web, mikrokontroler, nose sensor/electronik nose, sensor pH, sensor suhu.
Riwayat judul: Rekomendasi judul dari Ibu Farida Arinie, ST.,MT